Tahukah Kamu, Sebagian Besar Keputusan Membeli Disebabkan oleh Emosi?

Tahukah Kamu, Sebagian Besar Keputusan Membeli Disebabkan oleh Emosi?

Ingatan yang kuat biasanya berasal dari pengalaman yang emosional. Strategi marketing yang berusaha memanfaatkan ingatan tersebut berarti mengakses emosi yang intens. Hal inilah yang bertanggung jawab atas keputusan membeli barang mahal yang dilakukan secara tiba-tiba. Terdengar familier?

Beginilah emosi memengaruhi keputusan membeli

Berbeda dengan keyakinan populer, konsumen tidak secerdas yang mereka yakini. Meskipun banyak konsumen yang membandingkan produk dengan harga dan spesifikasi yang bersaing, poin penting saat mengambil keputusan membeli sebenarnya tidak terletak di sana.

Bahkan, sering kali konsumen menyatakan sebaliknya dari yang mereka rasakan tentang latar belakang pembelian. Mungkin timbul pertanyaan, mengapa konsumen tidak bisa jujur terkait pikiran dan perasaan mereka begitu bersinggungan dengan perilaku konsumsi? Jawabannya sudah terpampang jelas sejak awal, karena penggerak utama keputusan tersebut adalah emosi.

Tidak hanya memengaruhi keputusan membeli, tetapi juga pengambilan keputusan secara umum. Jadi, manusia tidak selogis yang kita bayangkan. Pemahaman tentang hal ini berpengaruh besar terhadap strategi marketing, branding, dan penjualan.

Karena itu, jika strategi pemasaran yang kamu terapkan hanya menonjolkan fitur produk, kemungkinan besar tidak akan menghasilkan penjualan yang signifikan. Kamu telah melewatkan elemen emosi yang sangat penting dalam pengambilan keputusan.

Manusia digerakkan oleh perasaan. Dengan demikian, bila kamu ingin konsumen mengingat produk atau merek milikmu, perasaan mereka perlu terlibat saat berinteraksi dengan bisnis.

Sebagai contoh, produk-produk mewah menyasar perasaan layak, diterima, dan status tertentu di dunia. Di sisi lain, alat komunikasi terasa menarik karena bisa menghubungkan kita dengan teman, keluarga, serta memperluas jejaring. Sementara itu, merek perlengkapan olahraga menginspirasi petualangan dan kemenangan melalui tindakan kompetitif.

Dan masih banyak lagi produk dan brand yang menargetkan emosi konsumen seperti parfum atau lingerie. Di sini ada perasaan cinta, kehangatan relasi, dan sensualitas yang disasar oleh strategi pemasaran.

Meskipun begitu, kamu tetap perlu fokus pada fitur dan kualitas produk. Di saat yang sama, jangan abaikan sisi emosi konsumen. Jual produk sebagai bagian dari gaya hidup atau perasaan tertentu. Jadi, kuncinya adalah menyoroti respons emosional yang dapat dicapai oleh konsumen dengan menggunakan produk tersebut.

Supaya kamu memperoleh respons emosional yang sangat tinggi, kamu perlu menyasar konsumen melalui berbagai aspek perasaan. Misalnya, coba pikirkan tentang desain dan warna logo bisnismu, laman website, atau kemasan produk. Kira-kira, bagaimana perasaan konsumen saat melihatnya?