Peduli Kesehatan Mental Membentuk Loyalitas Karyawan

Peduli Kesehatan Mental Membentuk Loyalitas Karyawan

Secara budaya, kita sudah jauh lebih terbuka soal kesehatan mental. Orang yang memiliki masalah mental health kini merasa bisa berbagi tentang diagnosis dan masalah mereka.

Ternyata, kondisi ini berkontribusi pada meningkatnya insiden mental health di tempat kerja yang memengaruhi produktivitas dan loyalitas karyawan. Merujuk pada Recruitment & Employment Confederation, berikut ini statistik lingkungan kerja yang terkait dengan mental health.

  • 15,4 juta hari kerja hilang karena stres, depresi, atau kecemasan terkait pekerjaan.
  • Stres, depresi, dan kecemasan terhitung seperti di bawah ini:
    – 44% dari semua kasus kesehatan yang berhubungan dengan pekerjaan
    – 57% dari semua hari kerja yang hilang karena kesehatan yang buruk
    – Tekanan beban kerja seperti tenggat waktu yang ketat atau target yang sulit dan kurangnya dukungan dari pihak manajemen perusahaan disebut sebagai faktor penyebab utama

Tidak heran bila mental health disebut-sebut sebagai salah satu faktor penting yang membentuk produktivitas. Sementara itu, loyalitas karyawan sangat dipengaruhi oleh dukungan manajemen perusahaan terhadap isu tersebut.

Berapa Besar Dampak Kesehatan Mental terhadap Lingkungan Kerja?

Sebagai pemilik bisnis, beberapa dari kamu mungkin bertanya-tanya, sejauh mana mental health karyawan memengaruhi kehidupan kerjanya?

Baru-baru ini, terdapat studi bahwa risiko masalah emosional atau mental merupakan salah satu pemberi pengaruh utama dalam biaya medis yang perlu disediakan pemberi kerja.

Selain kecacatan dan klaim medis langsung, kesehatan mental yang buruk menjadi penyebab nomor satu ketidakhadiran karyawan dan dapat menurunkan produktivitas.

Meskipun demikian, biaya bukan satu-satunya alasan pengusaha perlu memperhatikan kesejahteraan mental tenaga kerja mereka. Mental health juga dapat memicu terjadinya kesalahan dan kelalaian yang mengakibatkan insiden serius.

Keamanan di tempat kerja juga mungkin terpengaruh karena adanya gangguan kognitif akibat stres yang tidak terkendali.

Maka dari itu, lingkungan tempat kerja yang berkontribusi terhadap stres tidak memiliki reputasi yang baik, perputaran karyawannya tinggi, dan kehilangan karyawan-karyawan bertalenta.

Dukungan Manajemen Perusahaan terhadap Kesehatan Mental Karyawan

Di Inggris, 31% tenaga kerja telah resmi didiagnosis memiliki masalah kesehatan mental. Konon, bisnis atau perusahaan perlu menanggung biaya £42 miliar per tahun karena hilangnya produktivitas, perekrutan, dan ketidakhadiran karyawan sebagai dampak masalah mental health.

Namun, dari sejumlah kasus tersebut, sebagian besar karyawan mengatakan bahwa atasan yang proaktif mendukung kesejahteraan mental membuat mereka bisa lebih loyal dan produktif.

Jadi, pemilik bisnis tetap bisa membentuk loyalitas karyawan dan mempertahankan produktivitas kerja bila para pemilik sungguh-sungguh peduli pada isu mental health.

Menciptakan Lingkungan Kerja yang Sehat

Kunci utama dalam membantu karyawan yang mengalami masalah mental health ialah menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan mendorong karyawan untuk bisa membicarakan hal yang mengganggu mereka.

Mungkin ada karyawan yang memiliki kekhawatiran dari sisi emosional, finansial, atau berjuang menyelesaikan masalah personalnya. Dalam konteks ini, manajer berperan penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang terasa aman bagi karyawan untuk lebih terbuka dan membantu menemukan solusi.

Menyediakan Opsi Remote Working

Remote working selama beberapa waktu bisa menjadi salah satu cara efektif untuk mengurangi stres di tempat kerja. Di kota-kota dengan lalu lintas yang sangat padat, bekerja dari rumah dapat menghilangkan tekanan selama di perjalanan menuju ke kantor.

Akses kepada Bantuan Profesional

Penanganan isu ini dengan cepat tidak hanya menguntungkan karyawan, tetapi juga pemberi kerja karena produktivitas dan loyalitas karyawan cenderung terjaga.