Rupiah Melemah: Sejumlah Kebijakan Pemerintah Picu Tekanan Pasar

Jakarta, 22 September 2025 (CVTOGEL) — Nilai tukar rupiah kembali mendapat tekanan pasar dan melemah dalam beberapa pekan terakhir, yang sebagian besar dipicu oleh kombinasi kebijakan ekonomi pemerintah dan kekhawatiran atas defisit fiskal. Analis mencatat bahwa pelemahan ini tidak semata-mata disebabkan faktor eksternal, tetapi juga oleh keputusan dan arah kebijakan dalam negeri yang dianggap kurang mendukung stabilitas mata uang.


1. Kebijakan Ekonomi Ekspansif dan Pelonggaran Fiskal

Pemerintah Indonesia telah menjalankan kebijakan ekonomi yang bersifat ekspansif. Ini termasuk belanja publik yang meningkat, program kesejahteraan, stimulus, serta insentif untuk mendongkrak konsumsi dan pertumbuhan. Namun, kebijakan semacam ini menimbulkan kekhawatiran pasar bahwa beban anggaran negara akan melebar. Defisit anggaran yang lebih besar dari ekspektasi menimbulkan keraguan atas kemampuan pemerintah menjaga keberlanjutan fiskal.


2. Pemangkasan Suku Bunga Bank Indonesia secara Mendadak

Bank Indonesia (BI) telah melakukan pemangkasan suku bunga acuan secara tak terduga dalam beberapa kesempatan. Walaupun bertujuan merangsang pertumbuhan ekonomi, langkah ini langsung direspons negatif oleh pasar valuta asing. Suku bunga yang lebih rendah memperkecil imbal hasil aset keuangan dalam rupiah, sehingga investor asing menjadi kurang tertarik menanamkan modal.


3. Transfer Dana Pemerintah ke Perbankan untuk Menambah Likuiditas

Pemerintah juga mengumumkan rencana pemindahan dana dari rekening di Bank Indonesia ke bank-bank komersial guna menambah likuiditas dan mendorong penyaluran kredit. Walau dimaksudkan sebagai stimulus, pasar menilai peningkatan likuiditas berisiko memicu inflasi dan menimbulkan persepsi bahwa uang negara digunakan secara longgar.


4. Proposal Memperluas Mandat BI & Kekhawatiran Atas Independensi

Terdapat wacana untuk memasukkan mandat pertumbuhan ekonomi ke dalam tugas resmi Bank Indonesia selain menjaga stabilitas nilai tukar dan sistem keuangan. Namun, banyak ekonom dan pelaku pasar melihat hal ini sebagai sinyal menurunnya independensi bank sentral, yang selama ini menjadi pilar kepercayaan investor terhadap kebijakan moneter di Indonesia.


5. Reaksi Pasar & Dampak Rupiah

  • Segera setelah pemangkasan suku bunga, rupiah melemah sekitar 0,5% terhadap dolar Amerika Serikat.

  • Ekspektasi bahwa pemangkasan akan berlanjut memperkuat arus keluar modal, karena investor asing mencari return yang lebih tinggi di negara lain.

  • Pelemahan rupiah meningkatkan beban utang luar negeri pemerintah dan swasta dalam denominasi dolar, serta memperbesar biaya impor bahan baku dan barang modal.


6. Catatan dari Para Ahli

Sejumlah analis menilai kebijakan ekonomi yang longgar serta kekhawatiran defisit anggaran menjadi faktor utama yang menekan rupiah. Mereka juga memperingatkan bahwa jika pemangkasan suku bunga terus dilakukan tanpa pengelolaan fiskal yang hati-hati, pelemahan rupiah bisa berlanjut atau bahkan semakin tajam.


7. Peluang & Tindakan Pemerintah

Untuk menahan laju pelemahan rupiah, beberapa langkah yang dinilai perlu dilakukan antara lain:

  • Pengetatan kembali kebijakan fiskal dengan memperkecil defisit dan meningkatkan efisiensi belanja.

  • Komunikasi kebijakan yang jelas dari pemerintah dan BI agar pasar memiliki ekspektasi stabil.

  • Intervensi valuta asing bila diperlukan serta menjaga cadangan devisa di level memadai.

  • Memastikan independensi Bank Indonesia agar kebijakan moneter tidak dipandang sebagai alat politik semata.


Kesimpulan

Kebijakan ekonomi ekspansif yang tidak diimbangi dengan pengelolaan fiskal hati-hati, pemangkasan suku bunga mendadak, serta wacana perluasan mandat BI telah menjadi kombinasi yang mendorong rupiah melemah. Pasar bereaksi terhadap ketidakpastian dan persepsi risiko, sehingga kepercayaan investor kini menjadi penentu utama apakah tren pelemahan akan berlanjut atau justru bisa dikoreksi melalui kebijakan yang lebih disiplin.